Gede on Waste

Enviromental pollution: dirty, contaminating, corrupting, profaning, defiling; pencemaran (polusi) tanah, air, udara; sampah, kesehatan masyarakat, teknik (engineering) lingkungan.

Tuesday, September 06, 2011

Keindahan Pantai Srau, Pacitan


Srau Beach, Pacitan

Kalau disebut surga dunia, bolehlah. Surga dalam arti tempat yang nyaman karena relatif adem. Pantai yang letaknya di Desa Candi, Kec. Pringkuku, Kab. Pacitan ini bisa dibelah menjadi tiga bagian. Yang pertama, pantai Timur, dipenuhi oleh karang-karang tajam. Karena kondisi alamnya itu, dilarang keras berenang di sini, kecuali yang sudah mengantongi sertifikat penyelam profesional.

Yang kedua, pantai Tengah. Di sini banyak pengunjungnya dan bisa merendam kaki atau duduk-duduk di bibir pantai sambil rebahan di gua sebelah barat. Ada pohon-pohon seperti pandan yang tinggi-tinggi dan onggokan karang-kapur. Deretan pedagang makanan-minuman bisa menjadi penawar lapar-haus. Ada satu masjid, bisa digunakan untuk sekadar melepas lelah dan berbaring sambil dihembus angin laut. Air wudhunya agak asin atau payau tetapi bersih atau jernih sehingga tetap bisa menyegarkan.

Yang ketiga adalah belahan Barat. Di sini tampak tiga “pulau” karang yang khas tanpa satu pohon pun. Yang tumbuh hanyalah semak dan bangsa rumput-rumputan. Sebetulnya Pemda Pacitan bisa saja berupaya menanam pohon, misalnya kelapa atau pohon yang tahan kering dan tahan air asin di “pulau karang itu” sebagai penarik wisatawan dan keindahan. Tanahnya diambil dari sekitar pantai, begitu juga pohon-pohonnya.















Nah…, pantai berpasir putih ini, meskipun kalah tinggi ombaknya kalau dibandingkan dengan pantai Kuta dan Yeh Gangga di Bali, tapi bisa bersaing pasir putihnya yang berbutir besar dan keadem-ayemannya. Satu saja yang harus segera ditanggulangi, yaitu masalah sampah. Uang yang dikutip dari pengunjung SRAU, permobil Rp25.000, dapatlah dialokasikan Rp5.000 untuk mempekerjakan petugas kebersihan. Kalau pantai ini bersih, pasir putihnya itu akan makin menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan rebahan mencoklatkan kulit, meskipun kulit kita memang sudah sawo matang. Mungkin juga wisatawan asing: bule, ras Mongoloid, Afrika, Amerika Latin, dll akan makin banyak berkunjung ke pantai di Selatan Kab. Pacitan ini, tempat kelahiran Pak Susilo Bambang Yudhoyono, presiden Indonesia saat ini. *

1 Comments:

At 11:34 AM, Blogger ribut lupiyanto said...

Suka sekali baca tulisan2 Bapak di Blog ini....

salam kenal
www.lupy-indonesia.blogspot.com

http://www.leutikaprio.com/produk/110218/sosial_politik/1212724/teologi_pembangunan_konsep_dan_strategi_islam_mewujudkan_pembangunan_yang_berkeadilan_dan_berkelanjutan/12104675/ribut_lupiyanto

 

Post a Comment

<< Home